Fase
Penciptaan Manusia (1)
Allah mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai
rasul untuk seluruh dunia sebagaimana yang difirmankan Allah di dalam al-Quran,
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuknya rahmat bagi sernesta alam. " (QS al-Anbiyaa' :
107)
Dan Nabi Muhammad SAW juga utusan Allah
untuk orang Badui yang tinggal di gurun sebagaimana dia utusan Allah untuk
ilmuwan sekarang ini yang dipenuhi alat-alat laboratorium modern. Dia adalah
utusan Allah untuk semua manusia di setiap saat. Sebelum Nabi Muhammad SAW
setiap rasul diutus semata-mata untuk kaumnya sendiri. . .
"Kamu hanyalah seorang pemberi
peringatan, dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. "
(QS ar-Ra'ad : 7)
Akan tetapi, pesan Nabi Muhammad SAW
adalah untuk seluruh umat manusia, dan untuk alasan itulah Allah memberi bukti
yang mendukung pesan Nabi Muhammad SAW Bukti ini berbeda dengan bukti-bukti yang
diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya. Bukti kerasulan yang terdahulu hanya
dilihat pada zamannya dan kemungkinan generasi setelah mereka. Kemudian Allah
menurunkan rasul yang baru, yang didukung dengan keajaiban-keajaiban baru, untuk
membangkitkan kepercayaan kaumnya. Akan tetapi, Nabi Muhammad SAW karena
dipersiapkan sebagai rasul yang terakhir sampai Hari Kebangkitan, Allah
memberinya mukjizat yang abadi sebagai bukti yang mendukung, yaitu
al-Quran.
Jika kita bertanya kepada orang Yahudi
atau Nasrani yang menunjukkan kepada kita mukjizat Nabi Musa AS atau Nabi Isa AS
yang mungkin sebagai berkah dan perjanjian Allah kepada mereka, maka keduanya
akan menyampaikan ini tidak dalam jangkauan manusia untuk mempertunjukkan
kembali beberapa mukjizat sekarang. Nabi Musa memiliki mukjizat tongkat yang
tidak dapat diciptakan atau Nabi Isa AS diminta untuk menghidupkan kembali orang
dari kematian. Untuk kita sekarang, mukjizat-mukjizat ini tidak lebih hanya
menjadi laporan sejarah. Tetapi jika seorang Islam ditanya tentang mukjizat
terbesar Nabi Muhamad SAW dia dapat menunjukkan al-Quran. Al-Quran adalah sebuah
mukjizat yang meninggalkan bekas di tangan kita. Al-Quran adalah buku yang
terbuka untuk semua orang untuk mengujinya.
Sebagaimana firman Allah di dalam
al-Quran:
"Katakanlah: Apakah keterangan
(saksi) yang paling besar? Katakanlah: Allah, Dia menjadi saksi antara aku dan
kamu. Dan al-Quran ini diwahyukan kepadaku, supaya dengan itu aku dapat memberi
pengertian kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai al-Quran kepadanya. "
(QS
al-An'am : 19)
Alam yang menakjubkan dari al-Quran di
mana terletak pengetahuan di dalamnya. Allah Yang Maha Agung
berfirman:
". . . tetapi Allah mengakui al-Quran
yang diturunkan Nya kepadamu (Muhammad), Allah menurunkannya dengan ilmu Nya. "
(QS anNisa : 166)
Oleh karena itu, para ilmuwan di zaman
kita dan para sarjana, profesor di beberapa universitas yang memimpin pemikiran
manusia, memiliki kesempatan untuk menguji pengetahuan yang ditemukan dalam
firman Allah. Pada zaman sekarang, para ilmuwan telah mengungguli dalam penemuan
alam semesta, akan tetapi al-Quran lebih dulu telah menjelaskan alam semesta dan
sifat alami manusia sebelumnya. Sehingga, apa hasilnya?
Kami menghadirkan Profesor Emeritus
Keith Moore, salah satu dari ilmuwan dunia yang terkemuka dalam bidang Anatomi
dan Embriologi. Kami bertanya kepada Profesor Moore untuk memberikan analisis
ilmiah dari beberapa versi al-Quran secara spesifik kepada kita dan hadis
mengenai lapangannya secara khusus.
ProfesorMoore adalah penulis
buku yang
berjudul "The
Development Human". Dia adalah Profiesor Emeritus ahli Anatomi dan Sel
Biologi Universitas Toronto, Kanada, di mana dia Ketua Jurusan Basic Sciences,
Fakultas Kesehatan, dan selama 8 tahun Ketua Jurusan Anatomi. Prof.
Moore sebelumnya juga mengabdi pada Universitas Winndipeg, Kanada, selama
sebelas tahun. Dia mengepalai beberapa Internasional Associations of Anatomist
and the Counalofthe Union of Biological Science. Profesor Moore juga terpilih
anggota Royal Medical Associations of Canada, the Intemational Academy of
Cytology, the Union of American Anatomist dan the Union of North dan South
American Anatomist, dan pada tahun 1984 menerima penghargaan yang terkenal dalam
bidang anatomi di Kanada, JCB Grant Award dari the Canadian Association of
Anatomist. Dia menerbitkan beberapa buku di klinik Anatomi dan Embriologi,
delapan dari buku ini digunakan sebagai referensi di sekolah medis dan talah
diterjemahkaii ke dalam enam bahasa.
Ketika kami bertanya kepada Profesor
Moore untuk memberikan analisis kepada kami tentang ayat al-Quran dan sabda nabi, maka dia terkejut. Dia heran
bagaimana Nabi Muhammad SAW pada 14 abad yang lalu dapat mendeskripsikan embrio
dan fase perkembangannya secara detail dan akurat, yang mana para ilmuwan untuk
mengetahui hal itu baru tiga puluh tahun terakhir. Akan tetapi, keterkejutan
Profesor Moore itu berkembang begitu cepat menjadi kekaguman terhadap wahyu dan
petunjuk ini. Dia memperkenalkan sudut pandang ini secara intelektual dan
lingkungan ilmiah. Dia juga memberi sebuah surat pada kesesuaian
embriologi modern dengan al-Quran dan Sunnah, di mana dia menyatakan sebagai
berikut: "Ini merupakan kesenangan yang besar
bagi saya untuk membantu mengklarifikasi pernyataan di dalam al-Quran tentang
perkembangan manusia. Telah jelas bagi saya bahwa pernyataan yang datang kepada
Nabi Muhammad pasti dari Allah atau Tuhan sebab hampir semua pengetahuan tidak
ditemukan sampai beberapa abad terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad
adalah utusan Allah. "
Pertimbangan yang terkenal dan dihormati
ilmuwan embriologi ini dinyatakan atas pembelajaran ayat al-Quran sesuai dengan disiplinnya. Dan kesimpulannya
bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. Allah berfirman di dalam al-Quran
tentang tingkatan penciptaan manusia:
"Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami
jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik. " (QS al-Mukminun : 12-14)
Kata alaqah dalam bahasa Arab
memiliki tiga arti. Pertama, berarti pacet atau lintah; kedua,
berarti sesuatu yang tertutup; dan ketiga, berarti segumpal
darah.
Dalam perbandingan lintah air tawar
dengan embrio pada tingkat alaqah, Profesor Moore menemukan persamaan
yang besar di antara keduanya. Dia menyimpulkan bahwa embrio selama tingkatan
alaqah kenampakannya mirip dengan lintah itu. Profesor Moore menempatkan
gambar sisi embrio dengan sisi gambar seekor lintah. Dia memperlihatkan gambar
gambar ini kepada para ilmuwan di beberapa konferensi.
Arti kedua dari kata alaqah
adalah sesuatu yang tergantung. Hal ini dapat kita lihat dalam penggabungan
embrio dengan uterus dalam rahim ibu selarna masa alaqah. Arti ketiga
kata alaqah adalah segumpal darah. Hal ini berarti, sebagaimana yang
diungkapkan Profesor Moore, bahwa embrio selama selama fase alaqah
melalui kejadian di dalam, seperti formasi darah di dalam pembuluh darah
tertutup, sampai putaran metabolisme yang dilengkapi dengan plasenta. Selama
fase alaqah, darah ditarik di dalam pembuluh darah tertutup dan itulah
mengapa embrio tampak seperti segumpal darah, tampak juga seperti lintah. Kedua
deskripsi itu dijelaskan secara menakjubkan dengan kata alaqah di dalam
al-Quran.
Bagaimana Nabi Muhammad SAW kemungkinan
telah mengetahui dirinya. Profesor Moore juga mempelajari embrio saat
fase mudghah (gumpalan seperti zat/ substansi). Dia mengambil lempengan
tanah liat yang kasar dan mengunyahnya ke dalam mulut. Kemudian membandingkan
lempengan itu dengan sebuah gambar embrio saat fase mudghah. Profesor
Moore menyimpullkan bahwa embrio saat fase mudghah tampak jelas seperti
gumpalan zat. Beberapa majalah di Kanada menerbitkan beberapa pernyataan
Profesor Moore. Lagi pula, dia menjelaskan dalam tiga acara TV di mana dia
menyoroti kesesuaian ilmu pengetahuan modern dengan apa yang tersebut di dalam
al-Quran selama 1400 tahun. Akibatnya, Profesor Moore ditanya dengan pertanyaan
seperti berikut: "Apakah hal ini berarti kamu percaya bahwa al-Quran itu firman
Allah?" Kemudian beliau menjawab: "Saya tidak menemukan kesulitan dalam penemuan
hal ini." Profesor Moore juga ditanya: "Bagaimana Anda percaya dengan Nabi
Muhammad SAW jika Anda masih percaya dengan Yesus Kristus?" Dia menjawab: "Saya
percaya keduanya, karena keduanya dari sekolah yang sama."
Dengan demikian, semua ilmuwan modern
yang ada di dunia sekarang ini datang untuk mengetahui bahwa al-Quran itu adalah
pengetahuan yang diturunkan dari Allah.
"Akan tetapi Allah mengakui al Quran
yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu Nya. . . . . .. "
(QS an Nisa : 166)
Hal ini juga diikuti bahwa ilmuwan
modern tidak menemukan kesulitan dalam mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah
utusan Allah.
Fase
Penciptaan Manusia (2)
Buku berjudul "Perkembangan Manusia"
yang ditulis Profesor Keith Moore telah diterjemahkan ke dalam delapan
bahasa. Buku ini dijadikan referensi penelitian ilmiah, dan dipilih oleh Komite
Khusus di Amerika Serikat sebagai buku terbaik yang ditulis oleh satu orang.
Kami bertemu dengan penulis buku ini dan menjelaskan kepadanya beberapa ayat
al-Quran dan hadis yang berkaitan dengan spesialisnya di bidang
embriologi.
Profesor Moore meyakinkan keterangan
kami, sehingga kami mengajukan pertanyaan sebagai berikut: "Anda menyebutkan di
buku Anda bahwa pada abad pertengahan tidak ada kemajuan dalam ilmu pengetahuan
dalam bidang embriologi dan hanya sedikit yang tahu pada saat itu. Pada saat
yang sama, al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan beliau mengajarkan
kepada masyarakat sesuai dengan apa yang Allah turunkan kepadanya. Di dalam
al-Quran Juga menjelaskan gambaran penciptaan manusia secara
detail dan perkembangan manusia pada fase yang berbeda. Anda adalah
seorang ilmuwan yang ternama, namun, mengapa Anda tidak membela kebenaran dan
menyebutkan kebenaran ini di dalam buku Anda?" Beliau menjawab:
"Anda memiliki bukti dan saya tidak.
Jadi, mengapa Anda tidak mempresentasikan hal itu kepada
kami?"
Kami melengkapinya dengan bukti dan
Profesor Moore ternyata terbukti menjadi seorang ilmuwan yang ternama. Dalam
bukunya edisi ketiga, dia membuat beberapa tambahan. Buku ini telah
diterjemahkan, sebagaimana yang kami sebutkan sebelumnya ke dalam delapan
bahasa, termasuk bahasa Rusia, Cina, Jepang, Jerman, Italia; Portugis, dan
Yugoslavia. Buku ini dapat dinikmati karena sudab tersebar ke seluruh dunia dan
dibaca beberapa ilmuwan dunia yang terkenal.
Profesor Moore menyatakan di dalam
bukunya tentang Abad Pertengahan bahwa:
"Perkembangan
ilmu pengetahuan berjalan secara lambat dari zaman pertengahan dan ada sedikit
perkembangan penyelidikan dalam hal embriologi yang diusahakan selama abad ini
sebagaimana yang telah kita ketahui. Hal ini dijelaskan di dalam al-Quran, kitab
suci umat Muslim, manusia diciptakan dari sebuah campuran pengeluaran dari
laki-laki dan perempuan. Beberapa referensi yang lain menyebutkan bahwa
penciptaan manusia itu dari setetes mani (sperma) dan juga diharapkan bahwa
hasil dari organisme itu terbentuk dalam janin perempuan seperti sebuah biji
enam hari setelah permulaan (blastosit manusia mulai tertanam sekitar enam hari
setelah pembuahan).
Al-Quran juga menyebutkan bahwa setetes
mani itu berkembang menjadi segumpal darah yang membeku. Penanaman blastosit
atau secara spontan gagal/gugur akan menyerupai segumpal darah secara konsep.
Embrio juga dikatakan mirip segumpal zat/substansi seperti permen karet atau
kayu (sesuatu yang mirip dengan gigi yang menandakan gumpalan
zat).
Perkembangan embrio menjadi manusia pada
hari keempat puluh sampai keempat puluh dua dan tidak lama kemudian fase ini
mirip embrio binatang. Pada fase ini, embrio manusia mulai memperoleh
sifat-sifat manusia. Al-Quran juga menjelaskan bahwa pertumbuhan embrio
mengalami tiga kegelapan, pertama, dinding perut depan (ibu), kedua,
dinding uterus, ketiga, membran Amniokhorionik. Ruangan yang tidak
mengizinkan memperbincangkan beberapa referensi Yang menarik lainnya yang
berkaitan dengan pertumbuhan manusia sebelum dilahirkan yang muncul di dalam
al-Quran.
Hal ini sesuai dengan apa yang telah
ditulis Prof. Moore di dalam bukunya. Segala puji bagi Allah. Dan sekarang telah
disebarkan ke seluruh dunia. Kesesuaian antara ilmu pengetahuan dan al-Quran ini
menjadikan kewajiban bagi Profesor Moore untuk menjelaskan hal ini di dalam
bukunya. Dia menyimpulkan bahwa klasifikasi modern dari fase perkembangan embrio
yang telah diterima di seluruh dunia tidaklah mudah atau lengkap. Hal ini tidak
menolong pemahaman dari perkembangan fase embrio, sebab fase itu menurut basis
angka, yaitu fase 1, fase 2, fase 3, dan seterusnya. Pembagian yang
dijelaskan di dalam al-Quran tidak tergantung dengan sistem basis angka.
Al-Quran mendasarkan pada perbedaan sesuai bentuk yang dilewati embrio agar
mudah diidentifikasi.
Al-Quran menjelaskan fase perkembangan
janin sebelum kelahiran sebagai berikut: Nutfah yang berarti "tetesan" atau air
yang sedikit jumlahnya, alaqah yang berarti struktur seperti lintah,
mudghah yang berarti struktur seperti kunyahan, `idhaam yang
berarti tulang atau kerangka, kisaa ul-idham bil-laham yang berarti
daging pembungkus tulang atau otot, dan an-nash'a yang berarti bentuk
janin yang jelas. Profesor Moore telah mengetahui bahwa bagian ayat al-Quran ini
benarbenar berdasarkan pada fase pertumbuhan janin sebelum masa kelahiran. Dia
memberi cacatan bahwa bagian ini menunjukkan penggambaran secara ilmiah yang
elegan yang mencakup banyak hal dan praktik.
Dalam suatu konferensi, Profesor Moore
menyatakan sebagai berikut: Embrio berkembang di dalam kandungan ibu atau
dilindungi uterus dengan tiga
selubung atau lapisan,
sebagaimana yang ditunjukkan dalam kaca mikroskop. (A) Menggambarkan dinding
perut depan, (B) Dinding Uterus (C) Membran Amniokhorinik. Sebab fase embrio
manusia ini kompleks, memperlihatkan kelanjutan dari proses perubahan selama
pertumbuhan, telah diusulkan bahwa sistem klasifikasi baru dapat dikembangkan
dengan penggunaan istilah yang tersebut di dalam al-Quran dan Sunnah. Usulan ini
sangat sederhana, luas, dan sesuai dengan ilmu pengetahuan tentang embriologi
sekarang ini.
Studi al-Quran dan hadis secara intensif
empat abad terakhir telah menurunkan sistem klasifikasi embrio manusia yang
menakjubkan sejak al-Quran diturunkan pada abad ketujuh. Meskipun Aristoteles,
penemu ilmu pengetahuan tentang embriologi, menyadari bahwa pertumbuhan embrio
anak ayam pada fase dari penelitiannya terhadap telur ayam pada abad keempat.
Dia tidak memberikan penjelasan secara mendetail tentang fase ini. Sejauh yang
diketahui dari sejarah embriologi, hanya sedikit yang tahu tentang fase dan
klasifikasinya embrio manusia sampai abad kedua puluh. Untuk alasan tersebut,
gambaran embrio manusia di dalam al-Quran itu tidak berdasarkan ilmu pengetahuan
secara ilmiah pada abad ketujuh. Hanya kesimpulan yang masuk akal bahwa gambaran
ini diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak dapat mengetahui secara mendetail sebab
beliau seorang yang buta huruf, yang sama sekali tidak mengenyam pendidikan
ilmiah.
Kami mengatakan kepada Profesor Moore,
“Apa yang Anda katakan adalah benar, tetapi kebenaran itu kurang mutlak
dibandingkan dengan bukti yang telah kami tunjukkan kepada Anda dari al-Quran
dan sunnah yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan embriologi khususnya. Oleh
karena itu, mengapa Anda tidak mengerjakan kebenaran dan sama sekali tidak
membawa cabang dari ayat-ayat al-Quran dan hadis yang berhubungan dengan bidang
spesialisasi atau keahlian Anda?”
Profesor Moore mengatakan bahwa dia
telah memasukkan beberapa referensi yang sesuai pada tempat yang cocok dalam
sebuah buku khusus ilmiah. Akan tetapi, dia akan mengundang kami untuk membuat
beberapa tambahan secara Islami, yang berkaitan dengan ayat-ayat al-Quran dan
Hadis Nabi dan menyoroti berbagai macam aspek yang menakjubkan agar dimasukkan
pada tempat yang cocok di dalam buku.
Hal ini telah dikerjakan dan akibatnya
Profesor Moore menulis sebuah perkenalan untuk tambahan tentang Islam dan
hasilnya dapat Anda lihat dalam buku ini. Setiap halaman berisi fakta tentang
ilmu pengetahuan embriologi, kami telah menjelaskan beberapa ayat alQuran dan
hadis yang membuktikan bahwa al-Quran dan sunnah tidak dapat ditiru. Apa yang
kami saksikan sekarang Islam menjadi berkembang ke daerah baru yang di dalamnya
berisi keadilan dan tidak memihak pikiran orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar