Kamis, 22 Desember 2011

Keadaan di Neraka

Panasnya Api Neraka
Allah Ta’ala berfirman:
فَأَنذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظَّى
“Maka aku peringatkan kalian dengan api neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Lail: 14)
Allah Ta’ala berfirman:
كَلاَّ إِنَّهَا لَظَى. نَزَّاعَةً لِّلشَّوَى
“Sekali-kali tidak, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak, yang mengupas kulit kepala.” (QS. Al-Ma’arij: 15-16)
Allah Ta’ala berfirman:
فَاتَّقُواْ النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Maka takutlah kalian kepada neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan.” (QS. Al-Baqarah: 24)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
نارُكُمْ هَذِهِ الَّتِي يُوْقِدُ ابْنُ آدَمَ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِيْنَ جُزْءاً مِنْ حَرِّ جَهَنَّمَ، قالُوا: وَاللهِ يا رسولَ اللهِ إِنْ كانَتْ لَكافِيَةً، قالَ: فَإِنَّها فُضِّلَتْ
 عَلَيْها بِتِسْعَةٍ وَسِتِّيْنَ جُزْءًا كُلُّها مِثْلُ حَرِّها
“Api kalian ini yang dinyalakan oleh anak cucu Adam hanyalah 1 bagian dari 70 bagian dari panasnya api Jahannam. Mereka berkata, “Demi Allah wahai Rasulullah, api di dunia ini saja sungguh sudah cukup (untuk menyiksa).” Maka beliau bersabda, “Maka sesungguhnya api jahannam dilebihkan 69 kali lipat panasnya, dan setiap bagiannya (dari 69 ini) mempunyai panas yang sama seperti api di dunia.” (HR. Al-Bukhari no. 3265 dan Muslim no. 2843)
Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيا مِنْ أَهْلِ النّارِ يَوْمَ الْقِيامَةِ فَيُصْبَغُ فِي النَّارِ صِبْغَةً. ثُمَّ يُقالُ: يا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْراً قَطٌّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيْمٌ قَطٌّ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ وَاللهِ يا ربُّ. وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النّاسِ بُؤْساً فِي الدُّنْيا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صِبْغَةً فِي الْجَنَّةِ. فَيُقالُ لَهُ: يا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْساً قَطٌّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطٌّ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ وَاللهِ يَا رَبُّ مَا مَرَّ بِيْ بُؤْسٌ قَطٌّ وَلاَ رَأَيْتُ شِدَّةً قَطٌّ
“Pada hari kiamat akan didatangkan penduduk dunia yang paling nikmat kedudukannya di antara semua penghuni neraka, lalu dia dicelupkan sekali celupan ke dalam neraka. Kemudian ditanyakan kepadanya, “Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kebaikan satupun? Apakah kamu pernah sekalipun merasakan kebaikan?” Dia menjawab, “Tidak pernah -demi Allah- wahai Rabb.” Dan didatangkan juga manusia yang paling sengsara hidupnya di dunia di antara semua penghuni surga, lalu dia dicelupkan sekali celupan ke dalam surga. Lalu dia ditanya, “Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kesengsaraan satupun? Apakah kamu pernah merasakan kesusahan sekecil apapun?” Dia menjawab, “Tidak pernah -demi Allah- wahai Rabb, tidak sekalipun saya pernah merasakan penderitaan dan tidak sekalipun saya pernah melihat kesusahan.” (HR. Muslim no. 2807)

Komentar:
ALLAHUMMA AJIRNA MINANNAR, ALLAHUMMA AJIRNA MINANNAR, ALLAHUMMA AJIRNA MINANNAR. (Ya Allah lindungilah kami dari api neraka, 3 kali).

Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ سَأَلَ اللهَ الْجَنَّةَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ, قالَتِ الْجَنَّةُ: اَللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ. وَمَنِ اسْتَجارَ مِنَ النَّارِ ثَلاثَ مَرّاتٍ, قالَتِ النّارُ: اللهم أَجِرْهُ مِنَ النّارِ
“Barangsiapa yang meminta kepada Allah sebanyak 3 kali maka surga akan berkata, “Ya Allah masukkan dia ke dalam surga.” Dan barangsiapa yang meminta perlindungan dari neraka sebanyak 3 kali maka neraka akan berkata, “Ya Allah lindungilah dia dari neraka.” (HR. At-Tirmizi no. 2572, Ibnu Majah no. 4340, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Al-Jami’ Ash-Shahih no. 6275)
Ukuran Neraka
Allah Ta’ala berfirman:
يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِن مَّزِيدٍ
“Hari dimana Kami bertanya kepada Jahannam, “Apakah kamu sudah penuh?” Dan dia menjawab, “Apakah masih ada tambahan?”(QS. Qaf: 30)
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لَها سَبْعُوْنَ أَلْفِ زَمامٍ، مَعَ كُلِّ زَمامٍ سَبْعُوْنَ أَلْفِ مَلَكٍ يَجُرُّوْنَها
“Jahannam akan didatangkan pada hari itu dan dia mempunyai 70 tali kekang, dan setiap tali kekang akan ditarik oleh 70.000 malaikat.” (HR. Muslim no. 2842)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:
كُنّا مَعَ رسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذْ سَمِعَ وَجْبَةً. فَقالَ النبيُّ صلى الله عليه وسلم: أَتَدْرُوْنَ ما هَذا؟ قُلْنا: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قالَ: هَذا حَجَرٌ رُمِيَ بِهِ فِي النّارِ مُنْذُ سَبْعِيْنَ خَرِيْفاً فَهُوَ يَهْوِي فِي النّارِ، اَلآنَ حَتَّى انْتَهَى إِلَى قَعْرِها
“Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam maka tiba-tiba beliau mendengar suara gemuruh. Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Apakah kalian tahu suara apa itu?” Kami menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Itu adalah suara batu yang dilempar di dalam neraka sejak 70 tahun yang lalu, batu itu jatuh ke dalam neraka dan sekarang dia baru sampai di dasarnya.” (HR. Muslim no. 2844)
Penjelasan ringkas:
Ketiga dalil di atas jelas menunjukkan bagaimana gambaran ukuran neraka yang sangat besar. Adapun volumenya maka setelah semua penghuni neraka dimasukkan ke dalamnya, neraka masih meminta tambahan yang menunjukkan masih banyak ruangan kosong di dalamnya. Adapun kedalamannya, maka jelas ditunjukkan dalam hadits Abu Hurairah di atas. Adapun beratnya, maka karena beratnya dibutuhkan 4.900.000 malaikat untuk bisa menariknya dan mendatangkannya pada hari kiamat. Allahu Akbar, kalau demikian ukuran neraka maka bagaimana lagi dengan Yang menciptakannya.

Sombong, Sifat Penghuni Neraka
Allah Ta’ala berfirman:
قِيلَ ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ
“Dikatakan (kepada mereka), “Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, dalam keadaan kekal di dalamnya” Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. Az-Zumar: 72)
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi kesombongan.” Seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya bagaimana jika seseorang menyukai apabila baju dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim no. 91)
Haritsah bin Wahab radhiallahu anhu berkata: Saya pernah mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya:
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
“Maukah aku beritahukan kepada kalian siapa penghuni neraka?” Mereka menjawab, “Mau.” Beliau bersabda, “Setiap orang yang kasar, congkak dalam berjalan, dan sombong.” (HR. Al-Bukhari no. 9417 dan Muslim no. 2853)
Dari Abu Said Al-Khudri dan Abu Hurairah radhiallahu anhuma keduanya berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْعِزُّ إِزَارُهُ وَالْكِبْرِيَاءُ رِدَاؤُهُ فَمَنْ يُنَازِعُنِي عَذَّبْتُهُ
“Kemuliaan adalah sarung-Nya dan kesombongan adalah selendang-Nya. (Allah berfirman:) Barangsiapa yang menyaiki-Ku (pada kedua sifat ini) maka Aku akan mengazabnya.” (HR. Muslim no. 2620)
Penjelasan ringkas:
Sifat sombong dan takabbur merupakan salah satu di antara sifat-sifat Allah yang hanya boleh dimiliki oleh Allah. Karenanya tidak ada seorang makhlukpun yang boleh bersifat dengannya. Karena siapa saja yang mencoba untuk bersifat dengannya maka Allah Ta’ala akan menyiksanya karena telah menyaingi-Nya dalam sifat yang khusus miliknya, sebagaimana Allah akan menyiksa orang yang menyaingi-Nya dalam ibadah yang merupakan hak khusus milik Allah. Dan sungguh Allah telah menjatuhkan ancamannya ini kepada makhluk pertama yang mencontohkan kesombongan yaitu Iblis. Hal itu terjadi tatkala dia enggan untuk melaksanakan perintah Allah berupa sujud kepada Adam alaihissalam. Semua itu karena sifat sombong dan congkak yang dia miliki dengan merasa lebih baik daripada Nabi Adam alaihissalam. Karenanya wajar jika Ibnu Al-Qayyim rahimahullah menyatakan bahwa sifat sombong merupakan salah satu dari rukun-rukun kekafiran. Hal itu karena kesombongan mengantarkan seseorang untuk menolak kebenaran dan memandang rendah orang lain, sebagaimana Iblis menolak perintah Allah yang merupakan kebenaran dan memandang rendah Nabi Adam alaihissalam yang sebenarnya lebih utama daripada dirinya. Dan sungguh karena sifat sombong inilah Iblis menjadi kafir dan diusir dari langit.
Maka siapa saja yang mempunyai sifat sombong di dalam hatinya walaupun sekecil biji sawi maka dia telah menyamai Iblis dalam hal ini. Dan tatkala Iblis diusir dari surga akibat kesombongannya, maka Allah juga mengharamkan surga dari manusia yang masih mempunyai sifat sombong di dalam hatinya walaupun sekecil biji sawi. Dan itu berarti tempat kembalinya di akhirat adalah neraka Jahannam yang penuh dengan siksaan dari Allah Ta’ala, wal ‘iyadzu billah.
Faidah tambahan yang bisa dipetik dari hadits Ibnu Mas’ud di atas adalah bahwa berhias dan menjaga kebersihan diri bukanlah bentuk kesombongan, karena hal itu dianjurkan oleh Allah Ta’ala.

Inilah Pemakan Api Neraka
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. An-Nisa`: 10)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَأَكْلُ الرِّبَا وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصِنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ
“Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan.” Dikatakan kepada beliau, “Apakah ketujuh dosa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Kesyirikan kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan haknya, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan pertempuran, dan menuduh wanita mukminah baik-baik berbuat zina.” (HR. Al-Bukhari no. 2766 dan Muslim no. 89)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
اللَّهُمَّ إِنِّي أُحَرِّجُ حَقَّ الضَّعِيفَيْنِ الْيَتِيمِ وَالْمَرْأَةِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku telah menetapkan sanksi atas hak dua orang yang lemah, yaitu hak anak yatim dan hak seorang wanita.” (HR. Ahmad no. 9289, Ibnu Majah no. 3668, dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 1015. An-Nawawi dalam Riyadh Ash-Shalihin menisbatkan juga periwayatan hadits ini kepada An-Nasai)
Maksudnya: Beliau menetapkan dosanya orang yang menelantarkan hak anak yatim dan hak wanita.


Siapakah Penghuni Surga & Neraka Sekarang?
Tanya:
Bismillah…Apakah surga dan neraka sudah ada penghuninya?Karena kalau tdk salah dg pengetahuan saya, saat rosululloh akan menerima perintah sholat bersama malaikat jibril,di perjalanan di perlihatkan penduduk surga dan neraka,apakah itu cuma gambarannya saja,atau emang benar2 sudah ada penghuninya(surga/neraka)…
“Handa yono rifai” <hans_mbanjar@yahoo.co.id>
Jawab:
Ia surga dan neraka sudah ada penghuninya sekarang. Pendapat yang menyatakan bahwa surga dan neraka sekarang belum ada penghuninya adalah pendapat Mu’tazilah, Qadariah, dan Jahmiah, bahkan mereka berpendapat bahwa surga dan neraka belum tercipta sekarang.
Adapun dalil-dalil yang menunjukkan penghuni surga dan neraka sudah ada, maka disebutkan dalam beberapa hadits di antaranya:
Dari ‘Imran bin Husain dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
اطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ
“Aku mendatangi, surga maka kulihat kebanyakan penduduknya adalah para faqir dan aku mendatangi neraka maka aku lihat kebanyakan penduduknya para wanita”. (HR. Al-Bukhari no. 3002 dan Muslim no. 4920 dari Ibnu Abbas)
Hadits ini diberikan judul bab oleh Imam Al-Bukhari: Bab keterangan tentang sifat surga dan bahwasanya dia telah tercipta. Maka ini menunjukkan bahwa Al-Bukhari memahami kalau apa yang dilihat oleh Nabi -alaihishshalatu wassalam- adalah kejadian ketika itu, bukan kejadian yang akan datang setelah hari kiamat atau sekedar penggambaran semata. Demikian pula Imam Ahmad berdalil dengan hadits semacam ini untuk menunjukkan bahwa surga dan neraka sudah ada sekarang, sebagaimana yang beliau sebutkan dalam Ushul As-Sunnah.
Juga di antara dalil yang menguatkan hal ini adalah bahwa roh para syuhada sudah berada di dalam surga dan juga Nabi -alaihishshalatu wassalam- pernah melihat Amr bin Luhai -orang yang pertama kali memasukkan penyembahan berhala ke Jazirah Arab- sedang menyeret ususnya di neraka. (HR. Al-Bukhari no. 1136 dan Muslim no. 5096)
Dan dalam Shahih Al-Bukhari no. 4826 dan Muslim no. 4408 bahwa beliau bertanya tentang pemilik istana di dalam surga, maka ada seorang wanita -dalam riwayat Muslim: Ada sekelompok orang- yang menjawab bahwa itu miliknya Umar. Maka ini juga menunjukkan surga sudah dihuni.
Jika ada yang mengatakan: Bukankah manusia nanti akan masuk surga dan neraka setelah melewati hisab dan sirath, sementara hisab dan shirath hanya ada setelah hari kiamat?
Maka kami katakan: Wallahu a’lam, ini termasuk perkara ghaib yang kita tidak punya ilmu padanya. Kami menetapkan apa yang ditetapkan oleh syariat dan menafikan apa yang dinafikan oleh syariat. Wallahul muwaffiq.
[Update:
Belakangan kami mendapatkan faidah dari Ust. Zulqarnain -hafizhahullah- ketika kami menanyakan hal ini secara langsung maka beliau menyatakan bahwa masalah ini memang ada perbedaan pendapat di kalangan ahlussunnah, ada yang menetapkan, ada yang menafikan, dan ada juga yang tidak senang menyinggung masalah ini. Dan beliau sendiri memilih pendapat yang terakhir yaitu tidak menyinggung masalah ini.
Karenanya ucapan kami di atas yang digaris tengah adalah SALAHkarena adanya sebagian ulama ahlussunnah yang berpendapat bahwa belum ada makhluk yang disiksa di dalam neraka, karenanya kami bertaubat kepada Allah atas ucapan di atas, itu (bergaris tengah) merupakan ucapan yang SALAH dan JELEK, wanastaghfirullah min dzalik. Yang benarnya bahwa ketiga sekte itu meyakini bahwa surga dan neraka belum ada sekarang, sementara apakah sekarang keduanya sudah berpenghuni maka ada silang pendapat di kalangan ulama.
Awalnya kami ingin menghapus artikel di atas agar masalah ini tidak lagi disebut-sebut, hanya saja kami tidak mempunyai tempat untuk mencantumkan faidah ini. Jadi kami harapkan kepada segenap membaca untuk memahami maksud kami tetap memunculkan artikel di atas. wallahul musta'an.
Dan tidak lupa kami haturkan terima kasih kepada al-akh ad-darini -jazahullahu khairan- yang telah memberikan kritik dan nasehat dalam masalah ini yang menjadikan kami kembali mempertanyakan masalah ini kepada asatidz.]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar